Kamis, 14 Juni 2012

Tempat Terang

Aku tidak pernah merasa sebahagia ini memiliki sesuatu. Bersyukur sebesar ini karena berada di suatu tempat. Tapi Tuhan telah memberikan lebih dari sebuah keluarga. Lebih dari sekedar teman. Ini adalah sebuah masa paling istimewa yang membuat aku tau apa itu takdir dan jalan Tuhan. Semuanya berawal dari sesuatu yang kecil. Di sinilah, ketika aku masuk dimasa abu-abu putih...

Aku tidak pernah memilih masuk ke sekolah kejuruan. Sama sekali tidak pernah! Berharapun tidak. Orang tua ku yang menginginkannya. Oh, bahkan aku baru mengatakan 'baiklah aku mau sekolah disana' 2 hari sebelum ujian masuk. Itu aja karena aku dapat mimpi (ceritanya habis sholat istiharoh) sekolah di tempat yang punya gagang tangga hijau (yang ternyata) persis kayak punya sekolah itu. Uh pokoknya benar benar cuma bisa mengekor teman yang memang niat masuk sana. Bahkan aku menyamakan pilihan jurusan. Awalnya sih iya, pilihan pertama akuntansi pilihan kedua multimedia. Kemudian datang seorang ibu yang katanya pengen liat nilaiku, terus beliau bilang 'ehm... bagus. kok multimedianya nomor dua? nggak kebalik tah ini'. Aku cuma senyum, bingung maksudnya apa. Terus nggak lama temen ku yang se smp juga dateng pengen liat nilai, dan komennya hampir mirip sih tapi lebih nusuk! 'loh multimediamu loh kok nomer loro seh ? gak iso melbu akuntansi, gak mungkin melbu multimedia loh'. Nah loh, kalo nggak masuk dua-duanya sekolah swasta dong ? nggak mau... mahal!(padahal loh sekolah ini ternyata sama mahal e >.< ). Dan akhirnya aku ganti Multimedia jadi nomor satu.

Oh sudah pasti aku masuk multimedia. Dan sumpah aku nggak tau apa itu multimedia. Yang aku tau, itu  jurusan komputer (liat di brosur sekolah soalnya ada foto lab yang semua komputernya warna putih, keren, dan ternyata machintos man...). Oh, oh... padahal dulu aja ms.office yang pernah tak buka cuma ms.word sama ms.excel. Ini malah gini an. ckckck. Dan untungnya ternyata teman sekelasku juga nggak semuanya ngerti kurikulum multimedia itu kayak gimana. Hah.. syukurlah.

Kesan pertama aku liat temen yang akan tiga tahun bersama sungguh sangat beragam. Ada yang paling gendut (poke adit), ada juga yang paling kurus (poke iril), ada yang paling cantik (poke onyon), ada yang paling ganteng (poke rakesh), ada juga yang paling tinggi (poke syahrul), ada yang paling kecil (poke achi), ada yang pendiem (poke indra p), ada juga yang narsisnya nggak ketulungan (poke aphip), makhluk homo juga ada (poke dwi,herwindra), yang paling imut,lucu,kakinya bagus ada juga (my beloved Dee :* ). Malah ada juga yang mirip zom.... eh, gak jadi gak jadi, sorry peace ya... hahaha

Dan dengan segala kelebihan dan kekurangan itulah kelas kami jadi kelas yang unik dan spesial diantara kelas yang lain. Apalagi ini Multimedia Satu loh, siapa yang nggak tau kalo kelas multimedia satu selalu di kutuk jadi kelas spesial sepanjang sejarah hahaha. Tapi memang, di tengah ke-homo semua penghuninya, kami memang spesial hehe...

keluarga MONE

Ehem, aku itu terbiasa terlihat sebagai anak yang biasa saja. Paling pinter ? Enggak! Rangking 1 ? Nggak pernah! Walau ya.. aku emang lumayan sih. Kalau pinjam istilah keren, aku terbiasa di tempat teduh. Aku sudah biasa melihat orang berlarian ditengah matahari, penuh peluh, senyum, dan kadang kelelahan. Tapi aku tidak tertarik untuk itu. Aku nyaman berada di tempat ini, hanya melihat saja, tidak perlu terlalu bersusah payah. Dan semua itu berubah ketika seseorang menemukanku, menarikku dari keteduhan dan berjalan ke arah matahari. Seseorang yang sangat aku hormati, Ibu (Asuh) Besar kami, Bu Susi ({}).

Emm, sebenernya sih, Ibu guru yang satu ini kayak nggak ada kerjaan banget nyelidiki profil murit muritnya. Dan aku yang nggak terbiasa menjadi pusat perhatian, dalam sekejam dijadikan sorotan! Dan yang bikin aku geleng-geleng, semangatnya bikin aku masuk ke kelompok yang akan dia bentuk terlalu menggebu. Padahal nih, aku udah menghindar nggak ikut seleksi animator yang mau diikutkan lomba kompetensi siswa tahun itu. Eh tapi akhirnya kena juga ikut grup animasi yang mau digodhok buat lomba laen. Huh, bener-bener masa yang keras. Bayangin aja kami berempat (aku, ria, fais, indra p) bikin animasi dengan cara klasik (jiplak gambar), satu persatu lagi. sampe habis kertas berapa tuh. Belom lagi scan satu satu. terus cleaning, terus coloring, belum editing (nyusun frame by frame), itu aja belum dikasih sound effect. Duh... sampe pulang malem lagi! ckckck...

Tapi tanpa sadar aku sudah berjalan ke tempat terang. Sedikit demi sedikit meninggalkan tempat teduh itu. Aku merasakan apa itu berjuang mati-mati an di setiap lomba yang akan kami ikuti. Aku memang masih belum menjadi yang terbaik, tapi aku juga tidak menginginkan itu. Aku sudah berdiri di tengah ladang luas yang selama ini hanya aku lihat dari jauh, kawan. Memang rasanya aneh. Semua orang mungkin akan bisa melihatku. Matahari yang semula aku kira sangat menyengatpun ternyata tidak sepanas itu. Ia hangat. Menyinari, bukan membakar. Dan ketika aku ragu berjalan lebih jauh, banyak orang menopangku. Guru-guru yang sangat baik, benar-benar baik. Kadang suka ngasih makanan, ngasih cemilan. Padahal cuma buka ruang guru aja, keluar dapet jajan haha...(ini Bu Hetty , dkk) Mereka lebih dari orang yang memberikan ilmu. Walaupun sering meledekku, tapi mereka selalu sabar mengajariku, menungguku sampai malam (guru mm, cs, bu puji juga), bahkan memberi perhatian kecil lewat sms (oh yang ini pak aksan >.< ).
Hah... dan ketika kepenatan itu berujung, bahkan walaupun aku kembali tanpa membawa apapun, salam hangat dan pelukan tetap aku terima dari teman-temen MONE. (Dan diakhir masa jabatan akhirnya aku bisa mempersembahkan apa yang terbaik dari ku dan dari XUPR (syahrul,herwindra,ria,aku))

Ya Allah, alhamdulillah... aku tidak menyangkah Kau akan memberiku berkah sebesar ini. Aku tidak pernah menyangkah akan berdiri di tengah-tengah orang sebaik mereka. Orang-orang yang tulus, orang orang yang hebat. Orang yang mengajari aku apa itu usaha, apa itu kesabaran, apa itu kuat, apa itu hidup. Mereka bukan hanya menunjukkan ku kompetisi, mereka lebih dari membawaku ke tempat terang. Merekalah yang sebenarnya membuat aku bersinar, mengerti kenapa hidup ini berharga dan patut diperjuangkan.

Terimakasih Bu, Pak, Mas, Mbak, Guys
Kalian yang membawaku menjadi orang yang seperti sekarang
Membuka fikiranku tentang hidup dan masa depan
Sekali lagi terima kasih atas kebaikan kalian
Aku mencintai kalian dengan setulus hatiku

Dan tetap, terima kasih yang paling besar adalah untuk-Mu Ya Allah...


8 komentar:

  1. Balasan
    1. bener agan @syahrul...
      terima kasih juga atas bantuannya selama ini
      arigato....

      Hapus
  2. so sweet , besok ke studio ya kita rekaman .
    2 minggu lagi aku susunin launching album barumu

    BalasHapus
  3. ah jadi terharu bo.. :)))

    aku suka sekali kalimat ini --> "Dan dengan segala kelebihan dan kekurangan itulah kelas kami jadi kelas yang unik dan spesial diantara kelas yang lain. Apalagi ini Multimedia Satu loh, siapa yang nggak tau kalo kelas multimedia satu selalu di kutuk jadi kelas spesial sepanjang sejarah hahaha. Tapi memang, di tengah ke-homo semua penghuninya, kami memang spesial hehe..."

    nulis terus yaaa :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... aku juga mewek-mewek pas nulis ini (klise banget...)

      makasih,
      tenang aja, i should kok :)

      Hapus
  4. sampe mau nangis nih bacanya :')

    BalasHapus
  5. makasih bunda...
    sering-sering main ya bun

    BalasHapus